Mendapat
tugas menulis laporan sekolah tentang seekor binatang Australia, Tyler
Kennedy mulai melakukan pencarian di tempat pertama yang digunakan oleh
banyak pelajar hari ini: mencari di Internet. Tetapi Tyler tidak
menggunakan Google atau Yahoo. Dia mencari informasi tentang platypus di YouTube.
"Saya menemukan beberapa video yang memberikan informasi yang cukup baik mengenai cara platypus
berkembang biak, bertahan hidup dan apa makanannya," kata Tyler.
Demikian juga, kalau Tyler 'macet' dalam salah satu game favoritnya di
Wii, ia menelusuri YouTube untuk tip-tip bagaimana ia bisa terus
melaju. Dan kalau Tyler ingin mempelajari trik-trik mengumpulkan
kartu-kartu Bakugan Battle Brawler, sebuah seri televisi anime Jepang,
dia kembali menelusuri YouTube.
Meskipun Tyler lebih suka mencari dengan YouTube, sesekali dia
juga menggunakan Google. "Kalau tidak ada hasil yang bagus di YouTube,
baru saya memakai Google," kata Tyler yang berumur 9 tahun dan tinggal
di kota Alameda, California.
Cara utama Tyler menjelajah Web — melalui video — mungkin
bukan cara yang umum (mainstream) atau setidaknya masih belum menjadi
cara yang umum. Tapi caranya menggunakan YouTube sebagai search engine favoritnya menandakan sebuah pergeseran yang lebih umum dari sekedar kebiasaan anak-anak.
Meledaknya jumlah berbagai macam konten video dalam YouTube dan
situs-situs lain dengan cepat mengubah video online dari medium hiburan
dan berita menjadi medium yang bisa digunakan sebagai bahan referensi.
Akibatnya, pencarian video (video search) baik di YouTube maupun di
situs lain dengan cepat berubah menjadi pintu masuk baru ke Web, sebuah
jalan masuk yang bisa menyaingi pencarian umum (mainstream search) untuk berbagai macam tujuan.
"Semakin banyak orang melakukan pencarian video untuk
melengkapi dan memperbaiki kegiatan mereka dalam hidup," kata Suranga
Chandratillake, CEO dari Blinkx, sebuah video search engine.
Dengan kamera-kamera murah yang membanjiri pasaran dan
munculnya banyak situs yang memuat klip-klip yang tak terbatas
jumlahnya, membuat dan mengunggah video (upload) semakin hari
semakin mudah. Kita sekarang dapat menemukan video online untuk nyaris
semua topik, seperti bagaimana cara menyemen bak mandi, ulasan mengenai
telepon genggam layar-sentuh terbaru dan bahkan video yang memberikan
'pengalaman' berjalan-jalan di Ponte Vecchio di Florence, Italia.
Konsumsi video juga mengikuti pola yang sama. Di bulan November, 146 juta warga AS menonton video secara online, melakukan streaming sebanyak 12,6 milyar klip video atau hampir dua kali lipat jumlah yang sama 20 bulan yang lalu, menurut comScore.
YouTube sendiri bertumbuh lebih cepat lagi. Pangsa pasar video
streaming YouTube meningkat ke 40% di bulan November (2008) dibanding
dengan hanya 17% di bulan Maret 2007.
Dan sekarang YouTube — pada awalnya dilahirkan sebagai situs video hosting & sharing telah menjadi alat pencari yang bonafid. Jumlah pencarian YouTube di AS baru-baru ini mengalahkan jumlah pencarian di Yahoo
yang selama ini menjadi search engine nomor dua di belakang Google (dan
Google adalah pemilik YouTube — hal ini menjadikan Google sebagai
pimpinan mutlak industri pencarian). Di bulan November, warga AS
melakukan 2,8 milyar pencarian di YouTube, sekitar 200 juta lebih
banyak dari Yahoo, menurut comScore.
Statistik yang mengejutkan ini membuat Alex Iskold, pendiri dan CEO Adaptiveblue.com — sebuah start-up web baru bertanya di blog-nya: "Apakah YouTube adalah Google berikutnya?" Atau dengan kata lain, apakah YouTube sudah cukup efektif digunakan sebagai search engine umum/mainstream dan bisa menyaingi Google di kemudian hari?
Untuk menguji ide ini, Iskold — yang terinspirasi oleh
perbincangan dengan Ian Kennedy, ayah Tyler mengenai kebiasaan
pencarian putranya melakukan beberapa pencarian di YouTube dan menilai
hasilnya. Tidak mengejutkan, ada beberapa pencarian seperti menyedot
karpet, Donkey dari Shrek memberikan hasil yang lebih baik dari
pencarian seperti George Washington dan astrophysics.
Dan dengan semakin banyaknya video yang ditambahkan ke dalam
Web, porsi pencarian video yang menghasilkan jawaban memuaskan tentunya
akan bertumbuh juga. Pertanyaannya, seberapa jauh video akan menjadi
alternatif dari teks?
Iskold mengatakan bahwa dua faktor akan secara alamiah
membatasi potensi video untuk menggantikan teks dalam Web. Pertama,
banyak konten yang tidak cocok untuk ditampilkan dalam bentuk video.
Internet juga sangat berguna karena tautan-tautan yang saling
menghubungkan berbagai situs. Tetapi Iskold juga mengatakan bahwa
pergeseran ke arah video akan berlanjut, dan pengguna Internet muda
seperti Tyler akan mempercepat pergeseran ini. (Dalam bagian komentar
untuk artikel Iskold, dua orangtua lainnya juga mengatakan bahwa
putra-putra mereka menggunakan YouTube sebagai alat pencari utama.)
Di YouTube, Hunter Walk yang menjabat sebagai direktur
manajemen produk mengatakan bahwa pergeseran menuju video tidak harus
berarti menurunnya konsumsi teks atau media lainnya. Video, text dan
format-format lain, katanya akan saling melengkapi dengan cara-cara
yang menarik.
Walk mengatakan bahwa contoh yang baik ditunjukkan oleh iklan
Hillary Clinton dalam proses pemilihan kandidat presiden partai
Demokrat (AS). Dalam iklan tersebut ada sebuah suara yang menanyakan
"Siapa yang Anda inginkan untuk mengangkat telepon?" di Gedung Putih
jam 3 pagi saat ada krisis.
Pencarian untuk "Hillary Clinton 3 a.m." di Google akan
memunculkan berita-berita mengenai iklan tersebut dan kontroversi
seputar iklan tersebut. Di YouTube, pencarian yang sama menemukan iklan
aslinya, plus tanggapan dari kubu Barack Obama, komentar-komentar para
pengamat dan parodi, semua ini memberikan persepsi yang berbeda
mengenai perkembangan cerita tersebut.
"Video adalah bagian dari proses penemuan (discovery),"
katanya. "Bergantung dari pengguna dan jenis konten, pengguna bisa saja
mulai dari video atau teks."
YouTube tidak bisa memilah-milah hasil pencarian berdasar
kategori, tetapi Chandratillake mengatakan bahwa di Blinkx, beberapa
pencarian yang bertumbuh paling cepat ada di kategori referensi seperti
keuangan, travel, kesehatan dan makanan. Kategori-kategori yang lebih
tradisional seperti hiburan, olah raga dan video buatan tetap lebih
populer, namun bertumbuh lebih lambat, menunjukkan adanya suatu
pergeseran.
Ayah Tyler yang merupakan seorang manajer produk di Nokia
mengatakan bahwa ia mengamati Tyler dan teman-temannya bolak-balik dari
Wii ke komputer ke Wii lagi berkali-kali sampai ia mulai mengerti bahwa
kegunaan video online sedang mengalami perubahan. "Kita semua yang
sudah berumur tertentu berpikir bahwa video adalah medium yang mirip
dengan televisi, dan bukan sebagai referensi," kata Mr. Kennedy. "Tapi
ternyata video adalah metode pencarian lain yang belum kita sadari." (NY Times)